Pendidikan Seumur Hidup dalam Perspektif Pendidikan Islam dan Barat
Sebuah Kajian Komparatif
Abstract
Berangkat dari fenomena dekadensi moral dan pergeseran nilai yang terjadi di masyarakat Indonesia, menuntut adanya pembenahan dalam sistem pendidikan kita. Fenomena tersebut pasti dampak dari konsep yang salah tentang pendidikan. Tulisan ini bermaksud mengembalikan “kesalahanpandang” tentang pendidikan seumur hidup yang sebenarnya ‘cukup’ efektif jika difungsikan dengan benar dalam mengatasi persoalan kemerosotan moral di saat pendidikan formal dianggap ‘gagal’. Islam sebagai jalan hidup berdasarkan tuntunan wahyu memiliki paradigma,worldview dan pendekatan yang berbeda dalam melihat manusia dan bagaimana seharusnya manusia. Dalam Islam, manusia diciptakan untuk menjadi hamba Allah dan khalifah Allah, sehingga tujuan, proses dan metode pendidikan diarahkan kepada profil output tersebut. Termasuk di dalamnya pendidikan seumur hidup.Ini sangat berbeda dengan paradigma Barat yang memandang manusia sebagai animal educandum (binatang yang dapat dididik),yang tentu akan berbeda pendekatan, metode dan proses pendidikannya. Pendidikan seumur hidup yang dikembangkan Barat adalah semata karena pendidikan formal tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan manusia utamanya tuntunan skill agar dapat survive di era percepatan teknologi dan perubahan – perubahan mendasar di era modern ini. Sedangkan dalam Islam pendidikan seumur hidup adalah kebutuhan asasi sebagai manusia atas dorongan ibadah dengan tujuan lebih luas dari sekedar menambah skill untuk dapat survive. Bahkan pendidikan seumur hidup berbasis pada pendidikan informal menjadi landasan pendidikan formal dan lebih luas cakupannya dibanding dengan pendidikan formal. Tulisan ini mencoba untuk membandingkan bagaimana pendidikan seumur hidup dalam Islam dan Barat pada aspek-aspek : alasan yang mendorong munculnya pendidikan seumur hidup dan pola pendidikan seumur hidup.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.